Sabtu, 21 November 2015

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR BISNIS



TUGAS INDIVIDU PENGANTAR BISNIS
Nama     : ROY DWIGUSTA
NPM      : 26215283
Kelas      : 1EB20

KENAIKAN BI RATE

I.        Pendahuluan

Bank Indonesia (BI) yang dipimpin oleh Gubernur Agus Martowadojo sudah berkali-kali menaikkan suku bunga acuan alias BI Rate, tepatnya 6 kali sejak menjabat Mei 2013 lalu. Bagi nasabah dan calon nasabah Kredit, langkah yang diputuskan Bank Indonesia yang diputuskan dalam rapat dewan Gubernur (12/11), membuat gelisah.
Seperti yang dikutip dari situs resmi BI, Selasa (12/11/2013), sebelum Agus menjadi orang nomor satu di BI, tingkat suku bunga acuan berada di level 5,75% bertahan cukup lama sejak Februari 2012 alias satu tahun lebih. Posisi 5,75% merupakan level terendahnya sepanjang masa.
Keputusan kenaikan BI Rate ini didukung penuh oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

II.      Isi

Seolah tak cukup menaikkan basis poin, BI kembali menaikkan BI Rate 25 basis poin. Sejak Juni 2013, total BI Rate sudah naik 175 basis poin. Dalam tempo enam bulan, BI Rate melinjak dari 5,75%  menjadi 7,5%.
Untuk keputusan rapat dewan gubernur yang terakhir, terjadi sedikit pergeseran alas an. Jika semula BI beralasan untuk menjaga inflasi, kali ini untuk mempersemmpit deficit transaksi berjalan.
Alasan yang masuk akal karena keduanya juga saling berhubungan. Secara makro naiknya suku bunga acuan akan memperlambat perekonomian. Kredit bank akan menurun. Kegiatan ekonomi dan produksi akan berkurang. Impor yang didominasi bahan baku dan bahan penolong, juga berkurang.
Disisi lain suku bunga disimpanan akan naik mengikuti BI Rate. Mungkin tidak banyak. Bisa jadi menarik masyarakat untuk menyimpan dananya di Bank ketimbang membelanjakannya, tetapi bisa jadi tidak. Jika dihitung dengan merosotnya nilai uang akibat inflasi yang diperkirakan 8,9% hingga akhir tahun, bunga simpanan masihlah kalah tinggi.
Jika berbicara dari sisi yang lebih mikro, masyarakat bukan hanya akan mengalami dampak perlambatan ekonomi. Naiknya BI Rate akan membawa rentetan dampak terhadap keuangan rumah tangga. Bagi rumah tangga yang memiliki cicilan kredit pemilikan rumah (KPR) atau kredit usaha kecil dan menengah (UKM), tentu terus menghitung ulang pengeluarannya. Apalagi jika saat ini bunga kreditnya mengambang (floating) sesuai besaran BI Rate.
Sebagai ilustrasi, untuk KPR Rp 100.000.000,- dengan jangka waktu peminjaman 15 tahun, kenaikan BI Rate 1% saja bisa menaikkan cicilan bulanan Rp 100.000,-. Jika dihitung angkanya memang tidak besar. Namun, cukup signifikan jika dimasukkan dalam neraca rumah tangga secara menyeluruh.
Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesi (APPI) menyebutkan naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan kendaraan baik roda dua maupun empat.
Perbankan memang tidak perlu saja menaikkan suku bunga pinjaman bisa mendorong risiko meningkatnya kredit bermasalah. Padahal, saat ini, sebagian besar pendapatan Bank di Indonesia masih berasal dari suku bunga kredit. Jika kredit macet, tentu pendapatan juga berkurang.
Pilihannya, bank tidak serta-merta menaikkan suku bunga pinjaman. Konsekuensinya, margin bank berkurang karena sudah menaikkan suku bunga pinjaman.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendukung penuh keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuannya (BI Rate) hingga 7,5%.
Indonesia perlu stabilisasi dan memperbaiki deficit transaksi berjalan yang terlihat sudah parah.
Dijelaskan Firmanzah (Staf Khusus Bidang Ekonomi), Indonesia perlu stabilisasi untuk mengerucutkan deficit transaksi berjalan. Keputusan BI yang dipimpin oleh sang Gubernur Agus Matowardojo ini, sambungnya bisa membuat deficit berkurang.

III.    Penutup

Kesimpulan
Kenaikan BI Rate, secara makro naiknya suku bunga acuan akan memperlambat perekonomian. Kredit Bank akan menurun. Kegiatan ekonomi dan produksi akan berkurang. Dari sisi mikro, masyarakat akan mengalami dampak perlambatan ekonomi. Kenaikan suku bunga acuan yang ditakuti masyarakat yang belum memiliki rumah dan yang sedang membayar cicilan rumah. Alasannya kanaikan BI Rate dipastikan akan berdampak pada kenaikan suku bunga KPR.

IV.     Daftar Pustaka

Koran Kompas, Ekonomi (Rabu, 20 November 2013)
http://finance.detik.com/read/2013/11/13/122525/2411684/5/sby-dukung-agus-marto-naikkan-bi-rate-jadi-75

Tidak ada komentar:

Posting Komentar